Suswati, Lis. 2011 Perbedaan  Prestasi Belajar Siswa antara Model REACT dengan Model Inquiry Training pada Pembelajaran Fisika Kelas X SMA Brawijaya Smart School. Skripsi, Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang: (I) Drs. Asim, M.Pd, M.A (II) Drs. Parno, M.Si

Kata Kunci: Prestasi belajar, Pendekatan Kontekstual, model REACT, model inquiry training

Berdasarkan hasil pengamatan di sekolah Brawijaya Smart School pelaksanaan pembelajaran masih didominasi dengan model Direct Intraction (DI) dengan teacher centered. Kegiatan pengajaran yang dilaksanakan dengan  diterangkan konsep dan latihan yang bersifat fiktif. Nilai rata-rata kelas  belum memuaskan  berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM)  yaitu 75. Hal tersebut diakibatkan siswa kurang mampu menangkap makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari sehingga siswa kesulitan menghubungkan materi akedemik  dengan fenomena dikehidupan nyata. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya suatu cara melalui pendekatan kontekstual sehingga proses pembelajaran berubah dari teacher centered menjadi student centered.

Salah satu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual ialah model REACT yang memiliki tahap-tahap diantaranya yaitu mengaitkan (Relating), mengalami (Experiencing), menerapkan (Applying),  bekerja sama (Cooperating), mentransfer (Transfering). Selain model REACT diberikan solusi model pembelajaran yaitu model Inquiry Training dengan pendekatan kontekstual. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya  perbedaan prestasi belajar fisika, antara menggunaka dengan model REACT  dengan model inquiry training.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian quasi eksperimental, dengan desain Non-Equivalent Control Group Pre test-Pos test Design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Brawijaya Smart School Malang Tahun Pelajaran 2010/2011. Sampel  penelitian ini adalah kelas X4 dan X2 yang dipilih secara purposive class sampling. Kelas X4  sebagai kelompok eksperimen dan kelas X2 sebagai kelompok pembanding  karena kedua kelompok memiliki  prestasi yang sama rendah dan setara. Kelas eksperimen pertama mendapat pembelajaran menggunakan model REACT dan kelompok eksperimen kedua  mendapat pembelajaran dengan model inquiri training pada pokok bahasan listrik dinamis.

Instrumen tes prestasi belajar berupa soal pilihan ganda sebanyak 15 butir  yang disesuaikan dengan KD, dengan reliabilitas = 0,878. Berdasarkan uji prasyarat analisis diperoleh bahwa data terdistribusi normal antara kedua kelompok , namun data tidak homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan uji non-parametrik  mengunakan uji U Mann-Whitney. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai z prestasi belajar sebesar 3,269 atau lebih besar dari nilai z kritis. Berdasarkan nilai z maka menunjukkan  prestasi belajar antara yang menggunakan model REACT  lebih baik  dari pada yang  menggunakan model inquiry training.

Loading