Widyawati, Reny. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-3 SMPN 1 Tanjunganom, Nganjuk. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Agus Suyudi, M.Pd, (II) Drs. Sumarjono.

Kata kunci: latihan inkuiri, keterampilan proses sains, hasil belajar

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMPN 1 Tanjunganom, Nganjuk, ditemukan bahwa metode yang sering digunakan adalah metode konvensional. Guru jarang sekali mengajak siswa melakukan kegiatan praktikum. Penerapan pembelajaran seperti ini mengakibatkan keterampilan proses sains (mengamati, memprediksi, mengukur, mengklasifikasi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan) dan hasil belajar (penguasaan ranah kognitif, penguasaan ranah afektif dan penguasaan ranah psikomotorik) yang ada pada diri siswa rendah yaitu di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kelas VII-3 SMPN 1 Tanjunganom, Nganjuk dengan menerapkan model pembelajaran Latihan Inkuiri. Model pembelajaran Latihan Inkuiri terdiri atas lima tahap, yaitu: menghadapkan pada masalah, pengumpulan data-verifikasi, pengumpulan data-eksperimentasi, mengorganisasi, merumuskan penjelasan dan menganalasis proses inkuiri.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-3 SMPN 1 Tanjunganom, Nganjuk dengan jumlah 35 siswa, yang terdiri atas 20 siswa putri dan 15 siswa putra. Pokok bahasan yang digunakan pada penelitian ini adalah wujud zat dan massa jenis zat. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi keterampilan proses sains, penguasaan ranah afekfif, penguasaan ranah psikomotor dan keterlaksanaan pembelajaran, serta catatan lapangan. Instrumen tindakan yang digunakan meliputi LKS dan RPP.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa secara keseluruhan. Peningkatan keterampilan proses sains pada keterampilan mengamati sebesar 9.05% , keterampilan memprediksi sebesar 8,14%, keterampilan mengukur sebesar 10,52%, keterampilan mengklasifikasi sebesar 2,86%, keterampilan menyimpulkan sebesar 14,29% dan keterampilan mengkomunikasikan sebesar 4,28%. Peningkatan hasil belajar pada ranah afektif sebesar 8,21% dan pada ranah psikomotor sebesar 7,96%. Pada ranah kognitif  mengalami penurunan sebesar 5%. Mengenai keterlaksanaan pelaksanaan model pembelajaran Latihan Inkuiri, dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan yaitu sebesar 31,87%.

Loading