Nirwanasari, Deltha Yuwita. 2011. Analisis Kestabilan Tanah Sepanjang Tebing Sungai Di Desa Panggungrejo Kecamatan Kepanjen, Malang dengan Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis. Skripsi, Jurusan S1 Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Sutrisno, M.T., (II) Daeng Achmad Suaidi, S.Si, M.Kom.

Kata Kunci: Metode Geolistrik, Resistivitas, kestabilan tanah

Suatu lereng dikatakan stabil atau tidak tergantung pada kemiringan lereng, struktur lapisan tanah dan besarnya pembebanan pada lereng.  Kebanyakan ketakstabilan lereng dapat menyebabkan pergerakan tanah (longsor). Desa Panggungrejo Kecamatan Kepanjen, Malang  merupakan daerah pemukiman dan pertanian. Di Desa ini terdapat lereng terjal dengan kemiringan sekitar 75o. Lereng ini berada di sepanjang sungai dengan ketinggian sekitar 10m. Daerah penelitian ini terletak pada 08008’35,7’’ LS dan 112033’28,6’’BT dan memiliki ketinggian 346 dari permukaan laut. Banyak aktivitas penduduk yang masih dilakukan di sungai tersebut, seperti mencuci dan mandi.   Informasi mengenai kestabilan lapisan tanah di area ini diperlukan mengingat adanya aktifitas warga yang dilakukan di bawah lereng di dekat sungai tersebut.

Metode yang digunakan adalah metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi wenner. Metode geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu cara untuk mengetahui kestabilan tanah, dengan metode pengukuran berdasar sifat-sifat listrik yaitu sifat tahanan jenis dari batuan di lapangan. Keunggulan metode ini adalah dapat digunakan untuk mengadakan eksplorasi dangkal yang tidak bersifat merusak dalam pendeteksiannya.

Dari hasil analisis res2div diketahui pada bentangan 2m -96 m dari titik nol pengukuran memiliki nilai resistivitas sekitar 10,8 – 13,7 Ωm dengan kedalaman sekitar antara 0m – 3,765 m. Nilai resistivitas ini menunjukkan bahwa pada lapisan ini tersusun oleh lapisan lempung. Nilai resistivitas sekitar  17,4-58,0 Ωm dengan kedalaman sekitar antara 3,765m – 15,8m pada bentang 22m – 78m menunjukkan bahwa lapisan ini berupa lanauan. Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa lokasi penelitian ini diduga tidak stabil dan memiliki potensi longsor yang cukup besar. Hal tesebut dapat dilihat dari beberapa faktor – faktor yaitu kemiringan lereng 75otermasuk dalam kemiringan lereng yang terjal dengan kerentanan gerakan tanah yang tinggi. Nilai resistivitas yang kecil. Jenis tanahnya berupa lempung dan lanauan dimana lempung mudah menyerap air. Batuan yang mudah menyerap air maka bobot isinya menjadi lebih besar, sehingga akan memperkecil kemantapan lereng. Hal ini mengakibatkan tanah tidak stabil. lanauan yang akan cendrungan mengalir sebagai suatu cairan kental dalam keadaan jenuh. posisinya yang dekat dengan aliran air menyababkan lapisan ini berpotensi besar menjadi jenuh.Porositas tanah bagian bawah relatif lebih kecil dari pada bagian atas tetapi letak lereng yang berdekatan dengan sungai yang memungkinkan semen pada tanah lapisan bawah terkikis oleh air sungai menyebabkan daya ikat antar butirannya berkurang.Longsoran yang mungkin terjadi adalah tipe jatuhan atau rutuhan.

Loading