0341-552180 fisika.fmipa@um.ac.id

Mahardika, Anizah. 2012. Implementasi Pembelajaran Berbasis Kemampuan         Otak (Brain Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan berpikir     Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking) dan Prestasi Belajar Fisika Siswa     Kelas X – 2 SMAN 1 Puncu Kediri. Skripsi, Jurusan Fisika Program Studi     Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam     Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Sulur, S.Pd, M.Si, M.TD.,     (II) Drs. Sirwadji

Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak (Brain Based Learning),         Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking), Prestasi     Belajar.

Hasil observasi awal pembelajaran Fisika di kelas X – 2 SMAN 1 Puncu menunjukkan bahwa nilai rata – rata UH1 sebesar 65 dan ada 26% siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kemampuan berpikir tingkat tingginya juga masih kurang, hal ini terlihat dari jumlah siswa yang bertanya  maupun menjawab masih sedikit dan tingkat kognitifnya masih tergolong kemampuan berpikir tingkat rendah, contohnya seperti pertanyaan yang jawabannya masih mengingat. Kondisi tersebut mendorong perlunya pembelajaran berbasis kemampuan otak. Pembelajaran tersebut mampu memberikan suasana pembelajaran baru yang menyenangkan. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu, mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran berbasis kemampuan otak (brain based learning), mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) siswa, mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung dalam proses, pelaksanaan, analisis, dan pelaporan hasil penelitian. Penelitian ini dilaksnakan di kelas X – 2 SMAN 1 Puncu pada tanggal 16 Mei – 1 Juni 2012 , yang dimulai dari tahap observasi awal hingga pelaksanaan. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing – masing siklus terdiri dari 4 kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada pelaksanaan pembelajaran digunakan 7 tahap pembelajaran berbasis kemampuan otak yaitu pra – pemaparan, persiapan, inisiasi dan akuisisi, elaborasi, inkubasi dan memasukkan memori, verifikasi dan pengecekkan keyakinan, perayaan dan integrasi. Data diperoleh dari lembar observasi, catatan lapangan, tes akhir tiap siklus.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) pelaksanaan pembelajaran berbasis kemampuan otak oleh guru mengalami peningkatan sebesar 10,2% dari 85% pada siklus I menjadi 95,2% pada siklus II, sedangkan oleh siswa mengalami peningkatan sebesar 16,6% dari 73,7% pada siklus I menjadi 90,5% pada siklus II, (2) kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa mengalami peningkatan pada observasi awal ada 3 siswa yang bertanya dan menjawab sedangkan pada siklus I ada 8 siswa dan 9 siswa pada siklus II kemudian untuk persentase tiap siklus meningkat sebesar 27,8% dari 50 % pada siklus I menjadi 77,8% , (3) prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari awal observasi nilai rata – rata yang diperoleh sebesar 65 dengan 11 siswa yang tidak lulus KKM sedangkan pada siklus meningkat sebesar 3,67 dari nilai rata – rata 77,9 pada siklus I menjadi 81,57 pada siklus II, yakni siswa yang tidak lulus KKM pada siklus I ada 9 siswa sedangkan pada siklus II ada 3 siswa.