0341-552180 fisika.fmipa@um.ac.id

Tingkatkan Income-Generating UMKM, Fisika bersama LPPM UM Selenggarakan Pelatihan Biomimikri Bisnis, sebagai Upaya Pemenuhan Target SDGs.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang (UM) melalui Jurusan Fisika, FMIPA, menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bekerja sama dengan Kelompok Petani Wanita Jahe (KPWJ), Kampung Bejo, Arjowinangun, Kota Malang.

Pembukaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertajuk “Aplikasi Biomimikri Bisnis dan Teknologi Pemeras Jahe untuk Meningkatkan Income-Generating UMKM Wejangan Kampung Bejo Arjowinangun Malang” dilaksanakan pada Minggu, 10 Juli 2022, bertempat di Pojok Hijau Kampung Bejo, Arjowinangun, Kota Malang.

Dalam sambutan, Ketua Pelaksana Pengabdian dari Jurusan Fisika UM, Dr. Eny Latifah, M.Si. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan pelatihan “Branding Awareness di Media Sosial” yang telah berhasil diselenggarakan pada tahun sebelumnya di Arjowinangun. “Tujuan adalah meningkatkan income generating UMKM melalui peningkatan kapasitas produk dan pemasaran sirup wejangan dengan menerapkan tekologi tepat guna pemeras jahe dan juga biomimikri bisnis. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan branding awareness yang telah dilaksanakan pada bulan September tahun 2021 lalu. Hal ini sebagai rencana aksi global SDG secara khusus Goal 8, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.” ungkap Eny Latifah.

Lebih jauh, Ketua Pelaksana Pengabdian menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat tahun ini akan dilaksanakan dalam dua tahap. “Pengabdian tahun ini akan diselenggarakan dalam 2 tahapan. Pertama, pelatihan manajemen biomimikri bisnis. Kedua, pelatihan pengoperasian alat tepat guna yang akan kami buat” tambah Eny Latifah. Dalam kesempatan yang sama, Mochamad Khoirul Rifai, mahasiswa pascasarjana Fisika yang juga menjadi tim teknis pengabdian tahun ini menuturkan bahwa perkembangan kondisi ekonomi yang fluktuatif akibat pandemi COVID-19 perlu diimbangi dengan literasi bisnis dan digital bagi UMKM. “Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membekali para pelaku UMKM dengan kemampuan literasi model bisnis yang tepat dalam situasi pandemi saat ini. Menyikapi fenomena ini, LPPM UM melalui Tim Pengabdian Jurusan Fisika FMIPA, menghadirkan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan biomimikri bisnis dan pembuatan alat tepat guna sebagai upaya nyata mendukung dan menggiatkan literasi bisnis dan digital, khususnya bagi para pelaku UMKM,” paparnya.

Pelatihan Manajemen Bimomikri Bisnis
Pamong Desa Arjowinangun, Kota Malang, Agung Hari P. menyambut positif kerja sama pengabdian masyarakat antara LPPM UM dan Kelompok Petani Wanita Jahe (KPWJ), Kampung Bejo, Arjowinangun, dalam penguatan manajemen UMKM. “Di era saat ini, kemampuan untuk tetap bertahan dalam tekanan ekonomi saat pandemi sangat penting untuk dimiliki. Sehingga penyesuaian manajemen dan model bisnis perlu dilakukan agar UMKM tetap bisa eksis melewati masa-masa berat seperti saat ini,” papar Agung.

Lebih jauh, Agung Hari P. juga menegaskan pentingnya komunikasi dan evaluasi internal secara rutin dalam tubuh manajemen UMKM. “Komunikasi menjadi salah satu kunci dalam menjalankan manajemen secara maksimal. Tanpa harus memandang siapa yang bekerja lebih banyak atau sedikit. Namun, evaluasi secara mendalam tetap penting untuk dilakukan agar UMKM dapat memperoleh income yang maksimal”, paparnya.

Dalam kesempatan sama, pengurus Asosisasi Manajemen (AMA) Indonesia cabang Malang, Suyanto menyampaikan kiat-kiat dalam menjalankan biomimikri bisnis untuk skala UMKM. “Pertama, miliki visi yang jelas. Tanpa adanya visi, badan usaha apapun hanya sekedar menghambur-hamburkan uang. Tidak terkecuali UMKM. Kedua, sensational promotion. UMKM nggak boleh hanya sekedar promosi tapi nggak bermakna. Promosi terbaik adalah yang memberikan sensasi kuat kepada konsumen untuk membeli produk. Ketiga, strong promise. Konsumen itu mengukur seberapa kredibel usaha kita. Kalau kita nggak bisa menjanjika pelayanan terbaik, konsumen akan kabur satu per satu, dan pada akhirnya usaha kita menjadi kehilangan kekuatan untuk berkembang di situasi berat seperti saat ini,” tutup Suyanto.

[siteorigin_widget class=”SiteOrigin_Widget_Image_Widget”][/siteorigin_widget]