Departemen Fisika Dr. Supriyono Koes H, M.Pd., MA 15 September 2021 Research/Penelitian, SDG 4. Quality Education
Kemampuan literasi sains menjadi salah satu parameter kualitas pendidikan. Pendidikan sains di pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) memiliki permasalahan berupa kurang intensifnya pembelajaran sains calon guru SD. Kemampuan literasi sains calon guru SD belum diketahui dengan pasti, padahal besar harapan penguasaan literasi sains dapat membantu perencanaan pembelajaran sains di PGSD dengan akurat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia. Situasi ini berkaitan erat dengan adanya tujuan pengembangan berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 mengenai kualitas pendidikan dimana perlu memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Oleh karena itu, dibutuhkan survei mengenai tingkat kemampuan berpikir literasi sains calon guru SD pada wilayah Jawa Timur.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Agustus 2021 dengan memberikan perlakuan berupa tes literasi sains. Tes kemampuan literasi sains ini berbentuk soal tes pilihan ganda yang telah dinyatakan layak pada hasil uji validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal. Tes ini diinterpretasikan berdasarkan kriteria hasil belajar baik untuk nilai kemampuan literasi secara keseluruhan maupun nilai kemampuan literasi untuk setiap indikator pada masing-masing aspek pengetahuan dan kompetensi. Sampel dari penelitian ini sebesar 310 calon guru PGSD yang merupakan mahasiswa dari lima perguruan tinggi di wilayah Jawa Timur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat literasi sains calon guru SD cenderung rendah, terutama pada masalah-masalah aplikasi sains yang kompleks. Selain itu, gambaran proses cara berpikir calon guru SD terhadap masalah-masalah yang kompleks cenderung linier dan sederhana. Diketahuinya tingkat literasi sains calon guru SD akan memberikan informasi penting tentang penyiapan literasi sains calon guru SD. Hasil penelitian ini juga digunakan untuk pengembangan scaffolding dalam pembelajaran untuk calon guru SD karena tiga tahun ke depan fokus penelitian diarahkan ke penerapan e-scaffolding konseptual, prosedural, strategis, dan metakognitif dalam pembelajaran hibrid.