0341-552180 fisika.fmipa@um.ac.id

Afifatintia, Revinda. 2011. Pengembangan Instrumen Tes Pilihan Ganda Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar, Jurusan Fisika, Fakultas Matema-tika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs Kadim Masjkur, M.Pd (II) Sugiyanto, S.Pd, M.Si

Kata Kunci :instrumen tes pilihan ganda, miskonsepsi,dinamikarotasidankese-timbanganbendategar

Miskonsepsi adalah perbedaan konsepsi seseorang dengan konsepsi yang dimiliki para ahli dalam bidang tertentu yang telah diyakini kebenarannya. Mis-konsepsi dapat mengganggu pemikiran siswa baik ketika mengerjakan soal maupun ketika siswa menerima materi berikutnya. Miskonsepsi dapat disebabkan karena adanya faktor internal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal.Alat identifikasi miskonsepsi yang selama ini dikembangkan adalah peta konsep, tes esai tertulis, wawancara, dan diskusi dalam kelas.Alat yang dikembangkan terse-but dalam proses analisisnya membutuhkan waktu lama, sehingga sebagian besar guru enggan untuk melakukan identifikasi miskonsepsi. Atas dasar kendala terse-but, maka dikembangkan alat yang dapatmengidentifikasimiskonsepsidantidakmembutuhkanwaktu yang lama dalam proses analisisnyaberupapengembanganinstrumentespilihan gandapada materi dinamikarotasidankesetimbanganbendategar.

Penelitian pengembangan (Research and Development)inimemanfaatkan modifikasi dari sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Brog dan Gall.Langkah-langkahpenelitiandanpengembangantersebutada-lahsebagaiberikut:(1) studipendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembanganproduk awal, (4) uji lapangan awal, (5) revisi produk utama.

Produk akhir penelitian pengembangan ini adalah instrumen tes pilihan ganda sebagai alat identifikasi mis konsepsi. Instrumen ini dikembangkan berdasarkan respon siswa terhadap soal uraian yang  diuji cobakan pada siswa. Setiap butir pilihan ganda memiliki empat pilihan jawaban yang  terdiri atas satu jawaban benar dan tiga jawaban pengecoh. Keempat pilihan jawaban disusun berdasarkan jawaban siswa dalam soal uraian yang mengandung mis konsepsi.

Kelayakan produk ini didasarkan pada hasil validasi oleh tim ahli (dosen dan guru SMA) dan ujicoba satu kali (terbatas) pada siswa. Selain itu juga dilakukan analisis  kelayakan menggunakan program AAFF.

Hasil analisis validasi oleh validator dan program AAFF menunjukkan bahwa instrumen tes yang telah disusun sudah memenuhi kriterial ayak, namun masih perlu adanya revisi berdasarkan saran, kritik dan tanggapan dari validator. Instrumen pilihan ganda yang dikembangkan mampu membedakan siswa yang mengalami miskonsepsi dan yang tidak miskonsepsi serta mampu mengelompokkan siswa berdasarkan bentuk miskonsepsinya. Proses identifikasi dilakukan dengan melihat kecenderungan jawaban siswa.