0341-552180 fisika.fmipa@um.ac.id

Peningkatan aktivitas industri di Indonesia tidak hanya membawa kemajuan ekonomi, tetapi juga meningkatkan ancaman pencemaran logam berat berbahaya seperti timbal (Pb(II)) dan kadmium (Cd(II)) di perairan. Ancaman ini sangat serius, mengingat data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa lebih dari satu juta orang meninggal setiap tahun akibat mengonsumsi air yang tercemar logam berat, sementara 21,7 juta lainnya harus hidup dengan kecacatan.

Berita baiknya, sebuah penelitian terbaru berhasil mengembangkan nanokomposit Fe3O4/MgO/AC, yang terbukti mampu menjadi solusi efektif untuk mengatasi pencemaran logam berat tersebut. Nanokomposit ini, yang disintesis dari material Fe3O4, MgO, dan karbon aktif (AC), memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap logam berat seperti Pb(II) dan Cd(II) dari air.

Penelitian ini sejalan dengan SDGs 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), 6 (Akses Air Bersih dan Sanitasi), 11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan), 13 (Penanganan Perubahan Iklim), 14 (Menjaga Ekosistem Laut), dan 15 (Menjaga Ekosistem Darat). 

Menurut hasil penelitian, nanokomposit Fe3O4/MgO/AC memiliki struktur kristal yang kuat dan ukuran partikel yang sangat kecil, dengan karakteristik morfologi spheris yang optimal untuk aplikasi adsorpsi. Uji coba menunjukkan bahwa nanokomposit ini memiliki efisiensi adsorpsi Pb(II) sebesar 81,90% dengan kapasitas 23,33 mg/g, serta efisiensi adsorpsi Cd(II) mencapai 98,83% dengan kapasitas 2,831 mg/g. Ini berarti nanokomposit ini sangat efektif dalam menghilangkan logam berat dari air, menjadikannya solusi potensial untuk mengatasi pencemaran perairan di Indonesia.

Tidak hanya berfungsi sebagai adsorben logam berat, nanokomposit Fe3O4/MgO/AC juga memiliki sifat antibakteri yang menjanjikan. Dalam pengujian terhadap bakteri E. coli dan S. aureus, nanokomposit ini mampu menciptakan zona hambat dengan diameter masing-masing 12,49 mm dan 14,10 mm, yang termasuk dalam kategori resistant menurut standar Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI).

Ini menunjukkan bahwa selain sebagai pembersih logam berat, nanokomposit ini juga bisa berfungsi sebagai agen antibakteri yang efektif.

Penelitian ini tidak hanya membuka jalan baru untuk menangani masalah pencemaran lingkungan, tetapi juga menawarkan potensi aplikasi di berbagai bidang, mulai dari pengolahan air hingga kesehatan masyarakat. Nanoteknologi ini menunjukkan bahwa dengan inovasi yang tepat, tantangan besar seperti pencemaran logam berat bisa diatasi dengan solusi yang cerdas dan berkelanjutan.