Pada hari Jumat malang, Fakultas MIPA (FMIPA) Universitas Negeri Malang di satroni pencuri, tidak di ketahui jelasnya kejadian karena sampai saat ini penyelidikan masih berjalan di UM, Mulai dari satpam sampai dengan staf yang bertugas pada saat itu dalam pemeriksaan. Sungguh kejam pencuri ini, Mulaidair uang untuk membayar Honorer dan juga Honorarium dosen-dosen serta beberapa satgas diambil juga, bahkan uang Duka (uang untuk menyantuni kematian) diembat juga. 747 Juta raib entah kemana. Semoga saja pencuri mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuatannya, jika tidak di dunia ini nanti di akhirat.
 
Seperti yang tertulis di Jawa Pos (Minggu) seperti berikut ini…

Pencuri Bobol Brankas UM
Gasak Uang Honor Pegawai Rp 747 Juta

MALANG – Pengamanan 24 jam terhadap kampus tampaknya tak membuat pencuri kehilangan akal. Brankas seberat 1 ton yang berisi uang lebih dari Rp 700 juta milik Fakultas Matematika dan IPA (MIPA) Universitas Negeri Malang (UM), kemarin malam dibobol kawanan pencuri.

Selain menggasak isi brankas, pencuri juga menyisir beberapa ruang yang dianggap tempat menyimpan uang. Terbukti, uang pribadi milik Dekan FMIPA UM Dr Istamar Samsuri Mpd sebesar Rp 35 juta yang tersimpan di laci ruang kerjanya juga ikut raib.

Selain itu, uang Rp 12,8 juta yang merupakan uang untuk santunan kematian pegawai, uang makan, dan uang pendidikan yang disimpan di tempat berbeda juga amblas. Dari aksinya, pencuri membawa kabur uang tunai sebesar Rp 747,8 juta. Sekarang, kasusnya sedang didalami anggota Reskrim Polresta Malang.

Peristiwa pencurian ini kali pertama diketahui oleh karyawan bagian kebersihan, Heri Santosa, 37, sekitar pukul 06.00. Saat itu Heri akan membersihkan ruangan untuk acara pembekalan mahasiswa yang akan PPL (praktik pengajaran lapangan) yang akan digelar pukul 08.00.

Saat itu, warga Jl Karya Timur, Blimbing ini, melihat pintu ruang bagian keuangan dan kepegawaian di lantai I terbuka dan ada bekas congkelan. “Saat saya intip, isi ruangan sudah acak-acakan. Saya membatalkan masuk dan menduga ruangan usai dimasuki maling,” ujar Heri.

Dia langsung menelepon rekannya, Kholil, dan diberitahukan kepada Pembantu Dekan II FMIPA UM Drs Santosa. Sementara satu satpam yang bertugas shift malam, Sabarianto, mengetahui kejadian ini setelah diberitahu oleh Kholil dan Heri.

Sabarianto langsung mengambil inisatif melarang orang lain masuk ke gedung sambil menunggu kedatangan atasannya. Santosa segera datang ke lokasi dan memberitahukan kepada Dekan FMIPA UM Istamar Samsuri. Keduanya bersama-sama memeriksa semua ruangan dan menemukan ruang kerja dekan dalam kondisi acak-acakan.

Kerusakan sama juga di tiga ruangan lantai I, yakni ruang Kasubag Keuangan dan Kepegawaian Dra Siti Nur Haryatun, Kasubag Pendidikan Drs Sutedjo, dan Kasubag Umum dan Perlengkapan Ir Kasdi. Ketiga ruang tersebut kondisinya sama acak-acakan, beberapa laci meja kerja di tiga ruangan itu terbuka.

Kejadian ini kemudian dilaporkan polisi sekitar pukul 08.00. Polisi yang datang langsung melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). Unit Identifikasi Satreskrim Polresta Malang melakukan pelacakan dengan mengambil sidik jari di beberapa benda yang diduga dipegang oleh kawanan pencuri.

Di antaranya, pegangan pintu, sisi pintu brankas, sisi laci yang dibuka, dan pintu kaca di lantai II yang menghubungkan dengan tangga sisi sebelah selatan gedung. Sayangnya, petugas menemukan minim sidik jari di sejumlah benda yang dilacak. Polisi menduga pencuri mengenakan sarung tangan.

Sementara itu, pencuri diduga masuk melalui tangga pintu darurat yang menghubungkan lantai II. Tangga ini letaknya di luar dan berada di sisi sebelah selatan gedung. Untuk diketahui, pintu masuk menuju gedung ini ada tiga. Pertama, pintu utama di sisi barat, pintu belakang di sisi timur, dan pintu darurat akses menuju lantai II. Sedangkan pencuri masuk melalui pintu darurat.

Pintu darurat berukuran sekitar 2 x 3 meter terbuat dari kaca tembus pandang ini dilengkapi dengan pintu teralis besi. Pintu teralis berada di bagian dalam, sedang pintu kaca ada di bagian luar. Untuk masuk ke dalam gedung, pencuri merusak kunci pintu kaca. Setelah terbuka, baru mematahkan empat teralis besi masing-masing berdiameter satu centimeter. Diduga dari lubang teralis sebesar uang orang dewasa inilah, pencuri bisa masuk ke dalam gedung untuk beraksi.

Begitu masuk ruang kerja dekan di lantai II, mereka langsung mengincar brankas yang terletak di depan kamar mandi ruang dekan. Brankas yang diletakkan di atas lantai langsung dijebol dengan cara merusak. Buktinya, kondisi pintu brankas berukuran sekitar 80 centimeter x 1 meter itu rusak parah.

Di semua sisi ditemukan bekas congkelan. Melihat bekas congkelan, diduga pencuri menggunakan linggis. Begitu pula laci meja kerja Istamar sudah berada di atas meja dan uang pribadinya sebesar Rp 35 juta juga raib.

Anehnya, pencuri bisa mengetahui mana laci yang ada uangnya. Misalnya di bagian umum dan perlengkapan, dari sekitar lima meja di ruangan itu, hanya dua yang lacinya dibuka, yakni laci penyimpanan uang makan sebesar Rp 500 ribu dan laci penyimpan uang santunan kematian dosen dan karyawan sebesar Rp 300 ribu. Sedangkan tiga laci lainnya yang ketepatan tidak ada uangnya sama sekali tidak dijamah.

Selain masuk dua ruangan tersebut, pencuri juga masuk ruangan keuangan dan kepegawaian. Dari ruangan ini, pencuri menggasak uang Rp 9 juta serta di ruang pendidikan menggondol Rp 3 juta.

Sedangkan dalam olah TKP kemarin, polisi juga mendatangkan regu anjing pelacak (K-9) dari Detasmen B Sat Brimob Ampeldento Malang. Dua ekor anjing pelacak yang diturunkan ke TKP, yakni Rambo dan Jenggo, mencoba melacak alur masuk pencuri.

Dari hasil pelacakan dua anjing yang dilakukan secara bergantian ini, pencuri kali pertama beraksi di ruang kerja dekan. Kemudian baru berlanjut menyatroni tiga ruangan di lantai I. Jejak pencuri tak lagi terdeteksi di lokasi parkiran sepeda motor, jaraknya sekitar 200 meter dari gedung FMIPA. Di parkiran itu, anjing berhenti dan tak lagi berlari melanjutkan upaya pelacakan. Hal sama juga dilakukan oleh Jenggo, pelacakan yang dilakukan juga berhenti di parkiran.

Kapolresta Malang AKBP Daniel TM Silitonga yang datang melihat lokasi kejadian mengaku cukup geregetan dengan ulah kawanan ini. “Saya tidak habis pikir, aksinya begitu rapi dan terencana dengan baik,” katanya. Untuk pengungkapan kasus ini, orang nomor satu di Polresta Malang ini sudah membentuk tim khusus untuk melacak para jaringan pencuri. Dia menduga pencuri yang menyatroni kampus UM ini lebih dari satu orang.

Sedangkan satpam kampus yang berjaga saat itu, Sabarianto, saat ini masih menjalani pemeriksaan. Dia dimintai keterangan terkait aktivitasnya jika berjaga pada malam hari. Termasuk jam kontrol pada gedung-gedung yang dimiliki FMIPA.

Pasalnya, di gedung FMIPA ini tiap malam dijaga satu satpam dari total tujuh satpam yang dimiliki fakultas ini. Kondisi ini juga yang membuat pencuri bebas beraksi. “Yang jelas pencuri beraksi pada malam hari. Karena memanfaatkan kelengahan satu satpam,” ujar seorang petugas yang melakukan olah TKP. (mas/ziz)

Loading