Hariana, Febrina. 2009. Kinerja Guru IPA di Kota Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Drs. Supriyono Koes H., M.Pd, M.A (2) Drs. Eddy Supramono.
Kata Kunci: Kinerja Guru IPA, IPA Terpadu
KTSP bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional, dimana guru dituntut untuk terus mengembangkan kinerjanya agar mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Akan tetapi, dua tahun sudah KTSP diberlakukan di Indonesia, masih ada beberapa sekolah yang belum menggunakan KTSP karena kurangnya kesiapan guru dalam mengembangkan dan menjabarkan KTSP pada setiap satuan pendidikan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, rinci dan akurat mengenai kinerja guru IPA SMP di kota Malang.
Subyek pada penelitian ini adalah guru IPA SMP di kota Malang yang ditentukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Variabel penelitian yang dikaji pada penelitian ini adalah kinerja guru IPA. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang berasal dari Pedoman Penilaian Praktek Mengajar dalam sertifikasi guru kemudian dikembangkan oleh tim pengembang dan divalidasi oleh beberapa orang ahli. Metode pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah observasi (pengamatan) dan teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. yaitu persentase, rerata dan modus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru IPA kota Malang masih cenderung rendah walaupun ada beberapa aspek yang diamati sudah cukup baik. Kebanyakan guru menguasai materi yang diajarkan, strategi yang digunakan sudah cukup baik, kebanyakan guru juga sudah menggunakan media dalam pembelajaran dan guru juga sudah melakukan penilaian ketika pembelajaran, tetapi jarang sekali guru meminta siswa untuk bertanya, jarang bahkan tidak pernah guru mengkaitkan materi yang dipelajari dengan relevan. Selain itu lebih dari separuh guru yang diobservasi jarang bahkan tidak pernah mengkaitkan materi pelajaran dengan realitas kehidupan dan lebih dari separuh guru IPA kota Malang kadang-kadang melaksanakan pembelajaran kontekstual. Selain itu, refleksi pada akhir pembelajaran masih kurang terlaksana. Kinerja guru IPA kota Malang masih perlu pengembangan. Oleh sebab itu diperlukan panduan atau pelatihan untuk meningkatkan kinerja guru IPA kota Malang khususnya dalam merancang IPA Terpadu. Selain itu, sebaiknya guru IPA kota Malang dapat melakukan refleksi setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa paham mengenai materi yang diajarkan. Hal ini mungkin dapat dilakukan dengan cara guru IPA mulai memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk refleksi di dalam Rencana Pelaksanaan Pengajaran.