0341-552180 fisika.fmipa@um.ac.id

Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu merupakan salah satu daerah dengan luas lahan pertanian mencapai 203 ha dan kondisi alam yang sangat baik, tetapi pandemi Covid-19 mengakibatkan pemasaran hasil panen kurang maksimal, harga produk pertanian yang menurun, dan penumpukan hasil panen secara signifikan sehingga menurunkan kualitas sayur. Permasalahan ini menjadi permasalahan utama di desa Torongrejo dikarenakan pertanian merupakan sektor utama penggerak perekonomian. Selain itu, kualitas sayur yang menurun dan tidak dapat digunakan lagi menyebabkan penumpukan sampah organik menjadi semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals /SDGs) pada poin ke-8 yaitu pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, poin 11 yaitu kota dan komunitas yang berkelanjutan, serta poin 12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Upaya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah sayur yang terbengkalai dan tidak terjual (limbah organik) khususnya dengan Maggot Black Soldier (BSF) yang mampu mengolah limbah organik dengan durasi waktu degradasi yang lebih cepat dan kapasitas lokasi yang kecil.

Program pengabdian dilaksanakan oleh anggota pengabdian yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidang pengembangan marketing sayur Agrokusumo dengan mitra Lai-Lai supermarket. Program pengabdian ini dilakukan dengan lima tahapan yaitu (1) persiapan dan pembangunan infrastruktur, (2) pelatihan dan pendampingan budidaya maggot, (2) pelatihan, pendampingan, dan pengemasan produk larva kering (pakan ternak), (4) pelatihan, pendampingan, dan pengemasan produk residu pupuk (kompos), serta (5) evaluasi. Tahap pertama meliputi kegiatan identifikasi permasalahan, observasi lokasi, perancangan desain dan pemesanan alat, serta instalasi. Tahap kedua meliputi kegiatan penangkaran maggot, pencacahan limbah organik, dan degradasi lilmbah organik dengan maggot BSF. Tahap ketiga meliputi kegiatan pemanenan dan pemilihan larva maggot, strelisasi larva maggot dengan limbah organik, pengeringan larva maggot dengan mesin sangrai, serta pengemasan. Tahap keempat meliputi kegiatan residu larva maggot dan limbah organik berupa powder dimanfaatkan menjadi pupuk sehingga mengurangi pengeluaran petani untuk pembelian pupuk organik. Tahap kelima meliputi kegiatan evaluasi tingginya angka limbah organik yang dioleh dengan menggunakan manggot BSF, evaluasi pendapatan yang didapatkan dengan penjualan pakan ternak dan pupuk, serta membuat artikel media massa, video kegiatan, dan seminar nasional.

Berdasarkan hasil dari program pengabdian ini, dampak yang cukup besar dirasakan oleh masyarakat, seperti berkurangnya limbah organik mampu meningkatkan pendapatan dari penjualan pakan maggot dan sampah residu yang mampu menjadi kompos tanaman, selain itu, program pengabdian ini juga sebagai bentuk pengaplikasian dari tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals /SDGs).

Nasikhudin - MAGOT 003

Nasikhudin - MAGOT 004

Nasikhudin - MAGOT 005

Nasikhudin - MAGOT 006

Nasikhudin - MAGOT 007

Nasikhudin - MAGOT 008

Nasikhudin - MAGOT 001

Nasikhudin - MAGOT 002


Previous
Next